Jumat, 09 Januari 2009

Aliran Sesat di Bandung Baca Quran Sambil Disko

JAKARTA - Aliran sesat Wahyu Kurnia diketahui mewajibkan pengikutnya membaca auyat-ayat suci alquran sambil diiringi musik disko.

Hal tersebut terungkap dalam pertemuan antara Muspika Kecamatan Soreang, polisi dan tokoh ulama dengan Wahyu Kurnia pentolan aliran Keagungan Ilahi, Jumat (9/1/2009).

Kalam-kalam tersebut diambil dari surat-surat pendek di Alquran. Selain itu dalam aliran tersebut, Wahyu juga mewajibkan pengikutnya untuk berjalan-jalan setelah Subuh sambil membaca ayat suci Alquran, yang dia sebutnya sebagai kalam gerak.

Wahyu juga mengakui bahwa pada tanggal 1 dan 17 dia mewajibkan pengikutnya menggunakan pakaian serba putih dan membawa domba ke padepokannya yang juga rumahnya di Blok C Desa Bandasari Kecamatan Soreang, Bandung.

Menurutnya pada tanggal itu, merupakan tanggal yang ditetapkan sebagai tanggal piket bagi pengikutnya. Dalam kesempatan itu pengikutnya membacakan kalam-kalam sesuai yang diperintahkan Wahyu dengan diiringi alunan musik disko.

Rumah pemimpin aliran Keagungan Ilahi (Aki) milik Wahyu Kurnia didatangi ratusan massa dari Ormas Islam yang menganggap aliran yang dipimpin Wahyu sebagai aliran sesat.

Rumah Wahyu yang berada di Blok C 14 Desa Bandasari Kecamatan Soreang Bandung itu dianggap massa sebagai tempat berkumpulnya aliran tersebut.

Warga sekitar membenarkan bahwa, di rumah tersebut memang sering diadakan pertemuan. Umumnya para tamu yang datang menggunakan mobil pribadi bahkan bus.

Menurut Suyati yang rumahnya persis di rumah Wahyu Kurnia. Kegiatan kelompok Wahyu Kurnia di rumahnya biasanya dilakukan tanggal 1 dan tanggal 17 setiap bulan. Selain itu, pada malam Kamis juga rumah kurnia didatangi para tamu.

"Setiap bulan banyak mobil yang berjejer di kompleks kami.Biasanya pada tangal 1 dan tanggal 17. Bahkan setiap malam Kamis rombongan mobil dan bus dari luar daerah sering parkir di luar rumah Wahyu Kurnia," kata Suyati.

Menurut Suyati, kegiatan itu sudah terjadi sejak Wahyu menempati kompleks itu sejak enam tahun lalu. Suyati mengaku pernah mendengar desas-desus bahwa Wahyu yang berumur kepala enam itu pindah ke kompleksnya karena diusir dari Tasikmalaya.

Sementara itu Wawan (29) pemuda setempat mengaku sering memarkirkan mobil-mobil yang datang ke rumah Wahyu Kurnia. Menurutnya rata-rata mereka menggunakan pakaian putih-putih bahkan pernah ada yang membawa domba putih.

Tapi anehnya, sejumlah warga yang diwawancarai, termasuk Wawan dan Suyati mengaku tidak mengetahui kegiatan apa yang dilakukan oleh Wahyu sehingga sering didatangi orang-orang dari luar kompleks mereka.

Wahyu pun terkenal ramah di lingkungan kompleks tersebut, dan tidak pernah mengajak warga bergabung dengan alirannya, sehingga warga tidak menaruh kecurigaan apapun terhadapnya.

Rumah wahyu memiliki luas sekitar 1500 meter yang terdiri dari empat rumah yan dijadikan satu. Dua rumah dijadikan bangunan utama, sedangkan dua rumah di belakang, yang dibelinya, dijadikan padepokan atau tempat berkumpul.

Saat ini Wahyu Kurnia dan sejumlah aparat dari kepolisian dan Ketua RT setempat tengah melakukan pertemuan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar